Selasa, 15 Mei 2012

RSUD Abdul Wahab Sjahranie di SAMARINDA ^^

RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda 

 

hehehe. . . kali ini saya mau menceritakan tentang salah satu RS andalan di kota tercinta Samarinda ^^  yaitu Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjaranie yang namanya disingkat menjadi RSUD AWS, namun sih biasanya masyarakat samarinda lebih terbiasa menyebutnya dengan Rumah Sakit Umum ^^ oke lanjut, jadi Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjaranie merupakan sebuah rumah sakit milik pemerintah yang terletak di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Rumah sakit ini berlokasi di Jalan Palang Merah Indonesia, Samarinda Ulu.

Gambar:Abdul Wahab Sjahranie Hospital.jpg

Sejarah

jadi secara singkat menurut sumber yang terpercaya ^^ sejarah dari Rumah sakit ini awalnya didirikan pada 1933 di Emma Straat (sekarang Jalan Gurami), Samarinda. Dokter yang memimpin adalah dr Gober, seorang dokter berkebangsaan Belanda. Saat itu, orang Belanda menyebutnya Landschaap Hospital atau bisa diartikan dengan Rumah Sakit Kerajaan. Sebagian bangunan dan lahan landschaap hospital sekarang adalah bangunan yang ditempati Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda, meski bentuk dan ukurannya tak lagi persis sama dengan bangunan awal landschaap hospital didirikan. Kapasitas layanan pasti berbeda jika dibandingkan dengan RSU A Wahab Sjahranie yang ada sekarang. Selain faktor modernisasi, faktor jumlah penduduk pun turut memberi andil perubahan.
Dalam proses perjalanannya, Landschaap Hospital pertama kali dipimpin orang asli Indonesia pada 1938. Dokter yang sangat berjasa itu adalah dr Soewardji Prawiro Hardjo (1938-1945). Soewardji menjadi satu-satunya dokter yang ada di rumah sakit ketika itu dan harus bertanggung jawab melayani kesehatan masyarakat kala itu. Penyebabnya, dokter-dokter Belanda kembali ke negerinya, menyusul tensi politik yang kian panas terkait perjuangan kemerdekaan rakyat Indonesia dan kekisruhan Belanda menghadapi Jepang.
Pada 1974, Pemprov Kaltim yang ketika itu dipimpin Gubernur Abdoel Wahab Sjahranie mulai memikirkan untuk membangun satu rumah sakit yang lebih layak demi peningkatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Perkembangan jaman dan pertumbuhan masyarakat yang kian besar menuntut tambahan fasilitas kesehatan yang lebih baik. 1977, sebagian peralatan kesehatan mulai dipindahkan dari Landschaap Hospital ke bangunan rumah sakit yang baru, yang kini menjadi RSU A Wahab Sjahranie.
Pada tanggal 12 November 1977, rumah sakit yang baru digunakan itu akhirnya diresmikan oleh Gubernur Brigjend H Abdul Wahab Sjahranie dan diberi nama Rumah Sakit Segiri. Secara keseluruhan, peralatan dari Landschaap Hospital baru bisa dipindahkan pada 21 Juli 1984. Dan 2 tahun kemudian, tepatnya 22 Februari 1986, rumah sakit ini kembali berganti nama menjadi Rumah Sakit Umum A Wahab Sjahranie. Pergantian ini lebih dimaksudkan untuk mengenang dan menghargai upaya dan perjuangan Gubernur Abdul Wahab Sjahranie mewujudkan rumah sakit yang lebih layak bagi masyarakat, (wikipedia indonesia).

dan sepanjang pengetahuan saya yang didapat dari sumbernya RSUD AWS juga telah memperoleh banyak penghargaan selama masa berdirinya, antara lain ya ini : ^^

Penghargaan

    * 1991 Rumah Sakit Sayang bayi dari Depkes RI
    * 1992 Rumah Sakit Sayang bayi dari UNICEF
    * 1996 Penilaian dan Penampilan Kerja rumah sakit dalam rangka HKN
    * 1997 Peresmian Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi oleh Gubernur KDH

Tk I Kaltim
    * 1997 Kebersihan dan Disiplin Kerja dan Pemberian Pelayanan

Masyarakat oleh Gubernur KDH Tk I Kaltim
    * 1997 Abdi Satya Bhakti dari Menpan
    * 1997 Penampilan Terbaik I kelas B Kerja Rumah Sakit dalam rangka

HKN
    * 2006 Koperasi Konsumen berprestasi Tingkat Nasional 
Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
  • 2008 Sertifikat Biru Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Industri & Jasa Dalam pengelolaan Lingkungan Hidup.

Menteri Negara Koperasi & Usahan Kecil Menengah RI.
  • 2010 Koperasi Berprestasi Kelompok Konsumen

Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
  •  2010 Penghargaan Sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah Terbaik II Tahun 2010

Gubernur Provinsi Kalimantan Timur
  •  2010 Harapan I Satuan Kerja Perangkat Daerah Inovatif.


Kalimantan Timur periode 1968 – 1975.

Pada bulan 21 Juli 1984 seluruh pelayanan rawat inap dan rawat jalan dipindahkan di lokasi Rumah sakit Umum baru yang terletak saat ini Jl. Palang Merah Indonesia. Dari data yang dapat dihimpun para pemimpin rumah sakit sejak jaman penjajahan hingga sekarang adalah sebagai

berikut :

   1. Dr. Gobler 1933 - 1935
   2. Dr. Hoffan 1935 – 1938
   3. Dr. R. Soewardji P. 1938 – 1942
   4. Dr. Abdul Rivai 1948 – 1951
   5. Dr. Avell Lemand 1951 – 1954
   6. Dr. L. Indoff 1954 – 1957
   7. Dr. Soemantoro 1957 – 1957
   8. Dr. Chan Bun Liang 1960 -1966
   9. Dr. Waluyanto Hadisusilo 1966 – 1971
  10. Dr. H. Thamrinsyam 1971 – 1979
  11. Dr. H. Sofyan Agus 1979 – 1985
  12. Dr. H. Rawindra Soekardi, Sp. THT. 1985 – 1989
  13. Dr. T.M. Sinaga, MPH. 1989 – 1995
  14. Dr. H. Jusuf SK. 1995 – 1998
  15. Dr. H. Jusuf Enany, Sp. JP 1998 – 2001
  16. Dr. H. Awang Joenani 2001 - 2006
  17. Dr. H. Ajie Syirafuddin M. MR. 2006 - Sekarang

ini poto beliau ^^
Dr. H. Ajie Syirafuddin M. MR

Berikut Sarana yang disediakan :

    * 20 Poliklinik Spesialis
    * 1 Medical Chek Up /Klinik Executif
    * 1 IGD
    * 4 Ambulance Siaga 24 jam dan 1 Ambulance 118
    * 4 Apotik (24 Jam, IRJA, IRNA, Askeskin)
    * 8 Kamar Operasi terpadu
    * Radiologi dan Laboratorium 24 jam
    * Hemodialisa
    * ICU, ICCU, PICU & NICU
    * Klinik VCT

Dan Fasilitas yang ada :

    * Gedung Administrasi 1.200 m2
    * Gedung Poliklinik 6.742 m2
    * Gedung Radiologi 1.037 m2
    * Gedung OK Sentral 2.885 m2
    * Gedung Laoundry 1.687 m2
    * Gedung Gizi & Farmasi 5.320 m2
    * Gedung IPSRS 290 m2 * Gedung Hemodialisa 400 m2
    * Gedung Fisioterapi 500 m2
    * Gedung Laboratorium Patologi Klinik 900 m2
    * Gedung Laboratorium Patologi Anatomi 1800 m2
    * Gedung Perawatan ( mawar,cempaka,Anggrek, melati) 4.572 m2
    * Gedung PICU/NICU 1.216 m2
    * Gedung ICU/ICCU/Lab.Cat 1.572 m2
    * Gedung Perawatan II ( Flamboyan ) 4.572 m2
    * Gedung Teratai ( 1,2,3,4 & Bungalow) 2.012 m2
    * Gedung Kedokteran Kehakiman 1.800 m2
    * Gedung Incenerator 32 m2
    * Selasar 8.880 m2
    * Gedung IRD baru 2.851 m2
    * Air Bersih PDAM. Sumur Bor / Arthesis.   * Bak Penampung Air tertutup dalam tanah kapasitas 1000 m3
    * Fasilitas Listrik
          o PLN 2.100 KVA. Genset 1.250 KVA.
    * Fasilitas Gas
          o System Sentral.
          o System Mobile.

Luas Total Gedung 50.268 m2
Luas Total Tanah 82.000 m2

Fasilitas Telekomunikasi

    * website http://rsudaws.com/
    * Telkom & PABX klik disini untuk melihat list no. telp

Fasilitas Pengolah Limbah    * Instalasi pengolah limbah cair,
    * Incenerator (pembakar sampah padat)
Oke sekian info yang saya tahu. . . kita lanjutkan lagi nanti ya ^^

sumber :
www.rsudaws.com
wikipedia indonesia

Senin, 14 Mei 2012

Prestasi peninggalan Sang Pejuang "Endang Rahayu Sedyaningsih" Menteri Kesehatan Inonesia


 

Sepanjang 2,5 tahun masa jabatannya sebagai Menkes,  diawal terpilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih sempat menuai kontroversi, ia mampu membuktikan diri  dengan torehan prestasi di beberapa kebijakan positifnya.

Meninggalnya Menteri Kesehatan nonaktif, Endang Rahayu Sedyaningsih, hari ini, mengejutkan publik, meski sebelumnya ia memang sering diberitakan tengah menjalani pengobatan penyakit kanker paru stadium 4.

Endang sendiri menyadari kondisi kesehatannya terus menurun dan ingin konsentrasi pada pengobatanya itu.

Karena itulah pada tanggal 26 April 2012, ia mengajukan surat pengunduran diri saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membesuknya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dan pengunduran dirinya itu pun disetujui oleh SBY. Sejak itulah tugas Menkes untuk sementara dipegang oleh Wamenkes, Ali Ghufron Mukti.

Namun akhirnya, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Perempuan yang lahir di Jakarta tanggal 1 Februari 1955 itu wafat setelah selama satu setengah tahun lebih berusaha melawan kanker dalam jaringan parunya. Beliau meninggal dunia di RSCM siang ini pukul 11.45 WIB setelah berjuang melawan kanker paru-paru.




Masa kerjanya memang cukup singkat, hanya 2,5 tahun sejak diangkat menjadi 'pembantu' SBY pada 22 Oktober 2009. Meski demikian ia berhasil menoreh prestasi dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan yang cukup monumental.

Beberapa di antaranya adalah mewajibkan pemberian ASI eksklusif yang dikuatkan dalam Peraturan Pemerintah (Permen), melarang iklan dan tenaga medis menyebarkan pemberian susu formula, mewajibkan perkantoran untuk membuat ruang menyusui.

Tak hanya itu, perempuan yang dikenal pekerja keras dan berpembawaan tenang ini berhasil pula menggolkan Jampersal (jaminan persalinan). Dengan dikeluarkannya kebijakan ini, ibu melahirkan yang berasal dari keluarga tak mampu bisa bersalin gratis dengan imbalan mau mengikuti program keluarga berencana (KB).

Istri dari Dr Reanny Mamahit, SpOG, MM ini, juga sangat fokus dengan masalah penyakit flu burung yang sejak awal tahun ini kembali menelan beberapa korban di Indonesia.

Untuk menekan angka korban yang terus meningkat akibat penyakit tersebut, tenaga medis di rumah sakit, bandara maupun pelabuhan pun dilatih agar bisa menangani kasus itu. Bahkan rumah sakit utama di daerah pun kini sudah memiliki ruang isolasi flu burung.

Sekadar kilas balik, sebelum menjabat menjadi Menteri Kesehatan, Endang menjadi bawahan Menkes sebelumnya, Siti Fadilah Supari. Saat itu beliau dipercaya menduduki posisi sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI.

Namun Endang secara mengejutkan terpilih menjadi Menteri Kesehatan, menyingkirkan kandidat kuat saat itu, Nila Djuwita F Moeloek, yang sudah mengikuti fit and proper test.

Namanya memang muncul di menit-menit terakhir saat Presiden SBY mencari orang yang dinilai layak mengisi jabatan sebagai Menteri Kesehatan. Profil Endang sendiri memang tidak masuk dalam bursa calon menteri lantaran waktu itu SBY sempat akan menunjuk Nila Moeloek sebagai calon Menkes.

Namun di tengah perjalanan terjadi perubahan mendadak saat Presiden SBY mengumumkan di Istana Negara tanggal 21 Oktober 2009, tentang susunan kabinetnya yang di dalamnya tiba-tiba muncul nama Endang Rahayu Sedyaningsih.

Penunjukkannya yang begitu mendadak, memang sempat menuai kontroversi dan memunculkan berbagai dugaan miring. Salah satunya ia pernah disebut sebagai titipan AS, karena pernah bekerja di lembaga penelitian Namru milik AS. Bahkan Siti Fadilah sendiri sempat mempertanyakan atas terpilihnya Endang sebagai Menkes.

Mendapat sorotan tajam tersebut tak membuat Endang gentar. Ia  tetap tenang dan tegar menghadapi berbagai respons miring itu, dan berusaha bekerja semaksimal mungkin di jabatan barunya itu.

Toh lambat laun, publik pun bisa menilai dan mengakui bahwa Endang memang pantas dan mampu melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai Menkes. 

Mari kita bersama mendoakan yang terbaik buat beliau semoga diterima disisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin. . .