Sepanjang 2,5 tahun masa jabatannya sebagai Menkes, diawal terpilihnya Endang Rahayu Sedyaningsih sempat menuai kontroversi, ia mampu membuktikan diri dengan torehan prestasi di beberapa kebijakan positifnya.
Meninggalnya Menteri Kesehatan nonaktif, Endang Rahayu Sedyaningsih, hari ini, mengejutkan publik, meski sebelumnya ia memang sering diberitakan tengah menjalani pengobatan penyakit kanker paru stadium 4.
Endang sendiri menyadari kondisi kesehatannya terus menurun dan ingin konsentrasi pada pengobatanya itu.
Karena itulah pada tanggal 26 April 2012, ia mengajukan surat pengunduran diri saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membesuknya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dan pengunduran dirinya itu pun disetujui oleh SBY. Sejak itulah tugas Menkes untuk sementara dipegang oleh Wamenkes, Ali Ghufron Mukti.
Namun akhirnya, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih, Perempuan yang lahir di Jakarta tanggal 1 Februari 1955 itu wafat setelah selama satu setengah tahun lebih berusaha melawan kanker dalam jaringan parunya. Beliau meninggal dunia di RSCM siang ini pukul 11.45 WIB setelah berjuang melawan kanker paru-paru.
Masa kerjanya memang cukup singkat, hanya 2,5 tahun sejak diangkat menjadi 'pembantu' SBY pada 22 Oktober 2009. Meski demikian ia berhasil menoreh prestasi dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan yang cukup monumental.
Beberapa di antaranya adalah mewajibkan pemberian ASI eksklusif yang dikuatkan dalam Peraturan Pemerintah (Permen), melarang iklan dan tenaga medis menyebarkan pemberian susu formula, mewajibkan perkantoran untuk membuat ruang menyusui.
Tak hanya itu, perempuan yang dikenal pekerja keras dan berpembawaan tenang ini berhasil pula menggolkan Jampersal (jaminan persalinan). Dengan dikeluarkannya kebijakan ini, ibu melahirkan yang berasal dari keluarga tak mampu bisa bersalin gratis dengan imbalan mau mengikuti program keluarga berencana (KB).
Istri dari Dr Reanny Mamahit, SpOG, MM ini, juga sangat fokus dengan masalah penyakit flu burung yang sejak awal tahun ini kembali menelan beberapa korban di Indonesia.
Untuk menekan angka korban yang terus meningkat akibat penyakit tersebut, tenaga medis di rumah sakit, bandara maupun pelabuhan pun dilatih agar bisa menangani kasus itu. Bahkan rumah sakit utama di daerah pun kini sudah memiliki ruang isolasi flu burung.
Sekadar kilas balik, sebelum menjabat menjadi Menteri Kesehatan, Endang menjadi bawahan Menkes sebelumnya, Siti Fadilah Supari. Saat itu beliau dipercaya menduduki posisi sebagai Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI.
Namun Endang secara mengejutkan terpilih menjadi Menteri Kesehatan, menyingkirkan kandidat kuat saat itu, Nila Djuwita F Moeloek, yang sudah mengikuti fit and proper test.
Namanya memang muncul di menit-menit terakhir saat Presiden SBY mencari orang yang dinilai layak mengisi jabatan sebagai Menteri Kesehatan. Profil Endang sendiri memang tidak masuk dalam bursa calon menteri lantaran waktu itu SBY sempat akan menunjuk Nila Moeloek sebagai calon Menkes.
Namun di tengah perjalanan terjadi perubahan mendadak saat Presiden SBY mengumumkan di Istana Negara tanggal 21 Oktober 2009, tentang susunan kabinetnya yang di dalamnya tiba-tiba muncul nama Endang Rahayu Sedyaningsih.
Penunjukkannya yang begitu mendadak, memang sempat menuai kontroversi dan memunculkan berbagai dugaan miring. Salah satunya ia pernah disebut sebagai titipan AS, karena pernah bekerja di lembaga penelitian Namru milik AS. Bahkan Siti Fadilah sendiri sempat mempertanyakan atas terpilihnya Endang sebagai Menkes.
Mendapat sorotan tajam tersebut tak membuat Endang gentar. Ia tetap tenang dan tegar menghadapi berbagai respons miring itu, dan berusaha bekerja semaksimal mungkin di jabatan barunya itu.
Toh lambat laun, publik pun bisa menilai dan mengakui bahwa Endang memang pantas dan mampu melakukan tugas dan tanggungjawabnya sebagai Menkes.
Mari kita bersama mendoakan yang terbaik buat beliau semoga diterima disisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin. . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar